Pages

Sunday, May 23, 2010

UAS oh UAS *semester 4*

berbagi cerita..he

minggu ini udah minggu uas ajah.ga kerasa banget semester 4 ini udah mau selesai. Dan besok bakal ada UAS 4 matkul jugaa.. ada algoritma, Matek, Sinsis, dan Etika Engineering. Kemarin udah ujian Elmag dan RE..Bismillah semoga hasilnya bagus. Sekarang mari fokus buat 4 ujian ke depan..jangan mikirin yang macam2..ingat,waktu ga boleh disia-siakan..kata Ibu kan belajarnya harus sungguh2.So, jgn kecewakan beliau.hehe mhon doanya ya..smg Ujian2 kita smua dapat dlalui dg lancaar,dpermudahkan,dan mndptkn hsil yg terbaik :)AMIN.
tadi sedikit baca-baca tentang Stack *tumpukan..mata kuliah Algoritma dan Pemrogrammman.he,,ini ad sedikit postingan tentang itu :


PENDAHULUAN
Salah satu kegunaan stack adalah untuk mengubah notasi infix menjadi prefix ataupun postfix (bagi yang lupa apa itu stack, silahkan dibuka lagi catatannya. Bagi yang tidak ada catatan, silahkan tanya temannya. Bagi yang tidak punya teman, silahkan cari kenalan dulu). Sebelum kita lihat yang dimaksud dengan infix, prefix dan postfix (kita tidak akan membahas ix-ix yang lain, seperti asterix ataupun Obelix ), ada baiknya mengenal istilah operand dan operator dahulu.

Apa itu Operand dan Operator ?

Lalu apa sih Infix, Prefix, Postfix tersebut ?
Infix, Prefix ataupun Postfix adalah bentuk penulisan operasi matematika, bedanya :
Infix  Operator diletakkan di antara Operand
Prefix  Operator diletakkan di depan Operand
Postfix / Sufix  Operator diletakkan di belakang Operand

Contoh :
Infix Prefix Postfix
A + B x C  x + A B C  A B C x +
D / E – F  - / D E F  D E / F -
Bingung kenapa Prefix atau Postfix-nya bisa seperti itu? Sabar dulu ya, nanti hal itu akan dijelaskan di bagian konversi.

Mengapa sih mesti ada notasi Prefix atau Postfix? Kenapa nggak gunakan infix aja, seperti yang sudah kita pelajari sejak zaman TK?

Karena infix memiliki beberapa kekurangan, yaitu :
1. Urutan pengerjaan tidak berdasarkan letak kiri atau kananya, tetapi berdasarkan precedence-nya
Contoh : 3 + 4 x 2
3 + 4 x 2 , maka urutan pengerjaan adalah 4 x 2 dahulu.
3 + 8 , baru hasilnya ditambah 3
11
Urutan precedence (dari prioritas tertinggi) adalah sebagai berikut :
1. Pemangkatan
2. Perkalian dan Pembagian
3. Penjumlahan dan Pengurangan.
Kecuali kalau ada tanda kurung.

2. Menggunakan tanda kurung. Betul, infix bisa menggunakan tanda kurung. Repotnya, si tanda kurung ini bisa ngacak-ngacak urutan precedence.
Contoh : Tanpa penggunaan tanda kurung :
9 – 5 – 3
9 – 5 – 3 , maka urutan pengerjaan adalah 9 - 5 dahulu.
4 – 3
1

Bandingkan dengan penggunaan tanda kurung berikut :
9 – ( 5 – 3 )
9 – ( 5 – 3 ) , maka urutan pengerjaan adalah 5 – 3 dahulu.
9 – 2
7

3. Jika suatu program akan mengevaluasi (mencari hasil) suatu infix, maka komputer perlu men-scan berulang-ulang mencari urutan pengerjaannya dahulu.
Contoh : 7 + 4 x 2 – 6 / 3

Jika kita diminta untuk menghitung soal seperti itu, maka kita tahu bahwa yang pertama kali harus kita kerjakan adalah 4 x 2. Lalu 6 / 3 dsb, seperti langkah-langkah berikut :

7 + 4 x 2 – 6 / 3
7 + 8 – 6 / 3
7 + 8 – 2
15 – 2
13 (Bingung pada tahapan ini? Tanyakan segera ke teman anda)

Jangan lupa bahwa pengerjaan suatu soal tergantung pada urutan precedence-nya.
Masalahnya, si komputer tidak bisa membaca keseluruhan soal sekaligus. Komputer hanya bisa men-scan soal satu per satu operand atau operator. Sehingga untuk mengetahui mana yang harus dikerjakan duluan, komputer harus men-scan keseluruhan soalnya dulu. Jadi langkah-langkah si komputer dalam mengerjakan soal infix seperti berikut:
1. Cari precedence tertinggi dengan men-scan kiri ke kanan keseluruhan soal.
2. Hitung nilai operator dengan precedence tertinggi tersebut.
3. Ulangi lagi dari langkah 1, sampai semua operator selesai dikerjakan.

Jika si komputer yang tidak men-scan keseluruhan soalnya dulu, maka bisa salah hasilnya.



KONVERSI
Konversi Infix  Postfix Manual
Langkah-langkahnya :
1. Cari operator yang memiliki precedence tertinggi.
2. Letakkan operator tsb di belakang operand-operandnya.
3. Ulangi terus sampai bosan, eh salah, sampai selesai.

Contoh:
A + B – C x D ^ E / F , ”D ^ E” maksudnya tuh D pangkat E.

A + B – C x D ^ E / F , pangkat memiliki precedence tertinggi
A + B – C x D E ^ / F , taruh ^ di belakang D dan E
A + B – C x D E ^ / F , x (kali) dan / (bagi) memiliki precedence sama tapi x di kiri
A + B – C D E ^ x / F , taruh x di belakang
A + B – C D E ^ x / F , dsb..., pelajari saja dulu.
A + B – C D E ^ x F /
A + B – C D E ^ x F /
A B + – C D E ^ x F /
A B + – C D E ^ x F /
A B + C D E ^ x F / – , inilah bentuk Postfix-nya.

Konversi Infix  Postfix Menggunakan Stack

Bahan-bahan yang dibutuhkan :
1 bh stack, misal bernama “Stack”.
1 bh rangkaian soal, misal bernama “Infix”.
1 bh variabel untuk penampung, misal bernama “Postfix”.
Pikiran yang jernih secukupnya.
Kemauan mencoba sesuai selera.

Cara pembuatan :
1. Scan Infix dari kiri ke kanan.
2. Jika berupa operand, maka tulis di Postfix.
3. Jika berupa operator, maka bandingkan operator NEW tsb dgn TOP pada Stack :
a. WHILE precedence TOP >= NEW, maka POP Stack pindahkan ke Postfix.
b. Lalu Push NEW ke dalam Stack.
4. Jika berupa “(“, maka Push “(“ ke Stack.
5. Jika berupa “)”, maka Pop Stack pindahkan ke Postfix sampai ketemu “(“.
6. Ulangi terus dari langkah 1 sampai seluruh Infix sudah di-scan.
7. POP semua isi Stack, pindahkan ke Postfix.
Perlu diingat !! tanda kurung “(“ ataupun “)” tidak dimasukkan ke Postfix.

Contoh : A + B x C




Contoh Lagi : A ^ B / ( C – D )
Infix Postfix Stack
1. A ^ B / ( C – D ) A
2. A ^ B / ( C – D ) A ^
3. A ^ B / ( C – D ) A B ^
4. A ^ B / ( C – D ) A B ^ /
5. A ^ B / ( C – D ) A B ^ / (
6. A ^ B / ( C – D ) A B ^ C / (
7. A ^ B / ( C – D ) A B ^ C / ( –
8. A ^ B / ( C – D ) A B ^ C D / ( –
9. A ^ B / ( C – D ) A B ^ C D – /
10. A ^ B / ( C – D ) A B ^ C D – /

Keterangan :
o Tanda kurung “(“ dan “)”, dapat dianggap tidak memiliki precedence, sehingga pada langkah ke-7, operator “–“ tidak perlu dibandingkan lagi dengan “(“ dan langsung di Push ke Stack.
o Pada langkah ke-8, tanda “)” dibaca dari Infix, maka Stack di Pop terus sampai ketemu tanda “(“. Sehingga pada contoh di atas operator “–“ di Pop dan dipindahkan ke Postfix.
sumber: Chandra Liestiawan's Blog.
wow..memang ckup susah materinyaaaa...tapi berguna banget blog dari mas chandra ini, saya jd lbh mangerti ttg stack, yg termasuk dalam contoh penggunaan linked list ini :))

1 comment:

Anonymous said...

I read this post fully on the topic of the comparison of latest and previous technologies,
it's remarkable article.

Have a look at my website ... dofus astuce kamas bas level

 

Template by BloggerCandy.com