Pages

Friday, September 17, 2010

kalimat inspiratif dari Film dan Buku

berbagi cerita,

liburan kemarin gw menghabiskan banyak waktu libur gw buat nonton dvd dan baca baca buku cerita.Hmm,, lumayan menyenangkan..dan gw mendapatkan beberapa kalimat kalimat indah yang mengartikan tentang apa itu arti cinta dan hidup yang sebenarnya. Sebenarnya agak agak puitis gitu sih.. hehe tapi buat kamu kamu yang tipe melankolis ataupun sering berasa sensitif, menurut gw cocok bgt..dijadiin kalimat kalimat indah yang bisa memotivasi atau membuat lw lebih bahagia! :)

Cinta itu bisa juga seperti bintang...Berkelip pada awalnya, lalu setelah itu bisa memudar perlahan seperti waktu yang berlalu *ini dari film My name is kim sam soon. Hmm patut di tonton filmnya lucu banget! dan lagi,cerita cinta di film ini ga ngebosenin..

mengapa kita harus mendengarkan suara hati kita?" tanya si anak, ketika mereka mendirikan tenda pada hari itu..
"sebab, di mana hatimu berada, di situlah hartamu berada"..*WOW yang ini dari buku The Alchemist,buku dg kisah sederhana yang sangat indah jg dengan berbagai cerita filosofinya. disini kita mengenal arti hidup, cinta, kesabaran maupun kegigihan.

SUSTAINABLE ENERGY

berbagi ilmu energi.
(Oleh: Gardina Daru Adini, 0806455212, Teknik Elektro Universitas Indonesia)


Dewasa ini, keadaan dunia sedang menghadapi tantangan energi global secara menyeluruh. Kebutuhan energi kehidupan kian meningkat sedangkan sumber energi konvensionalnya semakin berkurang, belum lagi masalah ketergantungan akan penggunaan sumber-sumber energi konvensional yang berdampak buruk bagi kehidupan seperti menghasilkan gas rumah kaca, pemanasan global, polusi, dan lain-lain. Hal ini telah terbukti sangat berdampak negatif terhadap iklim bumi secara keseluruhan. Indonesia, sebagai negara kepulauan yang terletak di daerah equator khatulistiwa, tentunya sangatlah rentan terhadap dampak pemanasan global dan perubahan iklim. Dengan semakin besarnya perhatian dunia terhadap perubahan iklim yang terjadi, penting bagi Indonesia untuk segera melakukan langkah-langkah konkret guna mengurangi dampak-dampak negatif sedini mungkin. Disinilah peran energi mempunyai peranan besar dalam jalannya pembangunan suatu bangsa tersebut. Perlu diketahui kondisi suatu negara sangat berhubungan dengan tingkat konsumsi energi di negara tersebut. Seiring dengan perkembangan ekonomi juga bertambahnya jumlah penduduk, negara Indonesia tidak bisa lepas dari kebutuhan energi nasional yang tentunya semakin meningkat secara drastis. Hampir sama dengan berbagai negara-negara di dunia, penyediaan energi primer di Indonesia masih di dominasi oleh bahan bakar fosil. Kondisi sumber daya energi yang sebagian besar tidak dapat diperbaharui, terutama minyak bumi, saat ini sudah cukup kritis. Laju penemuan cadangan energi lebih rendah dari laju konsumsi energi. Bila tidak diketemukan cadangan baru, maka Indonesia bisa jadi akan menjadi negara pengimpor minyak 10 tahun mendatang. Sedangkan kalangan produsen minyak sendiri menganggap bahwa isu ini masih kontroversi karena setiap tahun masih selalu diketemukan cadangan minyak bumi yang baru. Dengan jumlah konsumsi minyak yang jauh lebih besar daripada produksinya, ditambah dengan kurangnya investasi guna meningkatkan kapasitas energi nasional, tentunya Indonesia diharuskan untuk mengimpor minyak guna mencukupi kebutuhan dalam negeri. Hal ini juga berdampak pada meningkatnya beban anggaran negara, terganggunya tingkat pelayanan energi kepada publik dengan pemadaman bergilir, dan juga berdampak terhadap iklim dan lingkungan hidup. Energi memainkan peran yang vital dalam pengembangan ekonomi dan sosial Indonesia. Pasokan energi yang handal dan berkelanjutan merupakan kondisi yang vital untuk mendukung aktifitas manusia saat ini dan masa yang akan datang.baik sebagai bahan bakar untuk proses industrialisasi, sebagai bahan baku untuk proses produksi, dan sebagai komoditas ekspor yang merupakan sumber devisa negara. Sebagai sumber daya alam, energi harus dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi kemakmuran masyarakat dan pengelolaannya harus mengacu pada asas pembangunan berkelanjutan.
Energi berkelanjutan (sustainable energy) sendiri dapat didefinisikan sebagai energi yang ramah terhadap segala aspek lingkungan hidup, energi ini juga tidak menganggu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia dan juga menjamin ketersediaan sumber energi baru untuk generasi mendatang, demi anak cucu kita. Sebenarnya pada energi berkelanjutan terdapat dua pilar utama, keduanya harus diterapkan secara bersamaan untuk menurunkan tingkat emisi karbon dioksida (CO2) secara langsung dan mengurangi dampak perubahan iklim secara luas, yaitu sebagai berikut:
1) efisiensi energi (energy efficiency) adalah segala bentuk upaya untuk memberikan pelayanan energi yang sama atau lebih baik dengan menggunakan sumber energi yang lebih sedikit
2) energi baru dan terbarukan (renewable energy) adalah energi yang didapatkan secara alami namun dapat selalu diperbarui secara konsisten. Didalamnya dapat mencakup berbagai sumber energi seperti : Hidro, angin, surya, biomassa, panas bumi, energi laut, sampah, dan sebagainya

Aktifitas manusia telah membawa dampak kerusakan di muka bumi dan menipisnya cadangan energi fosil. Dengan adanya pengetahuan dalam mengatur pemanfaatan energi secara lebih cerdas dan beretika melalui penghematan sumber energi fosil dapat membantu meningkatkan penggunaan energi yang berkelanjutan di Indonesia. Penting sekali untuk kita dalam memahami sistem energi saat ini dan potensi yang akan datang yang mencakup aspek produksi, konversi dan penggunaan energi, aspek ekonomi, dan juga pada aspek sosial lingkungan, keterkaitan energi-ekonomi, energi-sosial, dengan energi-lingkungan, khususnya dalam rangka memenuhi kebutuhan energi regional dan global dengan cara yang lebih berkelanjutan. Selain penggunaan sumber energi berkelanjutan, pemerintah Indonesia juga diharapkan dapat memberikan berbagi insentif untuk penghematan energi atau penggunaan peralatan yang hemat energi. Dengan penggunaan energi yang lebih efisien, diharapkan dapat memperingan beban energi nasional yang akan berdampak langsung dengan berkurangnya beban subsidi nasional.
Dalam pertumbuhan energi berkelanjutan ada tiga dimensi yang saling terkait, yakni ketahanan energi domestik, pertumbuhan ekonomi, dan aspek lingkungan hidup. Peningkatan efisiensi pengunaan energi dan pengembangan energi yang berkelanjutan memungkinkan Negara Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi nasional yang semakin meningkat tanpa harus mengorbankan masa depan generasi penerusnya. Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam pastilah memiliki potensi yang sangat besar untuk perkembangan berbagai energi terbarukan. Namun, meski memilki potensi yang berlimpah, pemanfaatan sumber-sumber energi terbarukan dilihat secara umum masihlah sangat rendah. Untuk realisasinya, dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim di Kopenhagen, Denmark di akhir tahun 2009 lalu, Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk menurunkan emisi hingga 26 % secara bertahap sampai tahun 2020. Namun, seiring dengan hal tersebut, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepala pemerintahan Indonesia juga turut menargetkan pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen sampai tahun 2014. Guna mencapai dua target yang terkesan berlawanan diatas, Indonesia memerlukan strategi nasional yang berkesinambungan dan dapat menyeimbangkan antara pembangunan serta kebutuhan energi yang meningkat berikut dampaknya terhadap lingkungan. Selain itu, dalam Kebijakan Energi Nasional, pemerintah Indonesia menargetkan penggunaan energi baru dan terbarukan pada tahun 2025 mencapai 17 persen. Sedangkan untuk penggunaan minyak bumi akan diupayakan menurun hingga 20% pada 2025. Meski demikian, data-data yang ada menunjukan bahwa realisasi penggunaan sumber energi terbarukan secara umum masihlah sangat kecil jika dibandingkan dengan potensi yang ada. Pemerintah Indonesia perlu mengajak masyarakat untuk turut berperan aktif dalam pengunaan sumber energi berkelanjutan (sustainable energy).
Oleh karena alasan-alasan diatas, upaya-upaya yang dapat kita lakukan secara nyata sebagai masyarakat Indonesia untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan di bidang energi adalah sebagai berikut:
1) Mengurangi jumlah penggunaan BBM (bahan bakar minyak) dan gas dapat dikompensasikan dengan batu bara, nuklir, dan juga sumber energi terbarukan seperti: hydro, angin, matahari, sampah, biomassa, dan lain-lain
2) Mengembangkan konsep ‘Rumah Hijau’ Indonesia kita bisa menekan pemborosan energi di sektor ini dan juga yang lebih penting maknanya, kita bisa menghambat pemanasan dunia (Global Warming)
3) Penggunaan energi yang bertahap, seperti bahan bakar yang tidak hanya digunakan untuk menghasilkan panas dan listrik, melainkan juga produk kimia dan bahan bangunan. Selain itu, pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) perlu dilaksanakan dengan baik
4) Pengembangan energi baru atau biasa disebut dengan istilah diversifikasi energi, terutama energi hidrogen dan fuel cell
5) Melakukan peningkatan efisiensi pada pembangkit listrik bahan bakar fosil konvensional (contohnya: penggunaan regenerator, reheater, dan sebagainya; penambahan proporsi PLTGU yang memiliki efisiensi sangat tinggi, dan lainnya)
6) Pengurangan emisi CO2 berteknologi tinggi dengan berbagai tahap menanganinya
7) Perlunya kesadaran tinggi tentang hemat energi sehingga tercapai efisiensi energi, karena perlu kita ketahui bahwa penambahan 10 % energi jauh lebih sulit daripada penghematan 10 % energi
Bila telah mengurangi jumlah pemakaian BBM, tentunya kita melakukan penghematan energi. Pengurangan konsumsi BBM harus sesegera mungkin dilakukan, mengingat setiap tahunnya angka konsumsi BBM yang semakin meningkat. Padahal produksi BBM semakin menurun. Pengurangan konsumsi BBM bagi beberapa sektor sebagai bentuk penghematan akan berakibat pada efektifitas kerja sektor tersebut. Sebagai contoh, pengurangan konsumsi BBM sektor transportasi seperti angkutan umum jelas akan melesukan arus distribusi barang dan ini juga berimbas pula pada sektor-sektor yang lain seperti industri dan perdagangan. Belum lagi dikaitkan dengan masalah subsidi BBM dan APBN, serta harga minyak dunia yang terus berfluktuasi. Pada kasus tentang penghematan BBM ini, saya sangat kagum dengan langkah baik yang dijalankan oleh sekelompok peneliti dari laboratorium Shell dalam rangka mengembangkan teknologi kendaraan yang lebih ramah lingkungan khususnya dalam penghematan energi dan pengurangan polusi (1936). Merupakan bukti nyata, yang dapat dilakukan untuk mendukung sustainable Energy (energi yang berkelanjutan) di Indonesia, PT. Shell mengadakan kompetisi Shell ECO-Marathon ASIA 2010. Dalam kompetisi ini diharapkan terciptanya sebuah kendaraan yang dapat menempuh jarak terjauh dengan jumlah bahan bakar yang paling sedikit. Berbagai tipe bahan bakar boleh digunakan dan dapat memilih tipe bahan bakar masing-masing, seperti bensin, LPG, solar, bahan bakar nabati maupun hidrogen. Kebetulan, banyak dari teman saya mahasiswa Teknik Mesin Universitas Indonesia ikut berpartisipasi dalam kompetisi tersebut, dan saya pun melihat sendiri bagaimana kendaran itu dibuat dan dijalankan. Menurut saya, yang dilakukan oleh PT. Shell ini sangat inovatif sekali dan dengan adanya kompetisi ini tentunya dapat memotivasi banyak mahasiswa Indonesia untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di bidang energi secara nyata dan baik. PT. Shell telah berhasil dalam mempromosikan penghematan energi dan pengurangan polusi, khususnya di sektor transportasi. Demi mendukung adanya sustainable Energy (Energi yang Berkelanjutan), PT. Shell juga memiliki bisnis petrokimia yang cukup besar Shell Chemicals dan sektor energi terbaharui mengembangkan tenaga angin dan surya.
Dengan mengembangkan konsep ‘Rumah Hijau’ Indonesia ini kita bisa menekan pemborosan energi di sektor ini dan juga yang lebih penting maknanya, kita bisa menghambat pemanasan dunia (Global Warming). ‘Konsep Rumah Hijau’ mampu menekan penggunaan listrik secara signifikan dengan kenyamanan yang jauh lebih baik. Penataan kawasan pun manjadi rapi, indah dan asri. Ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam konsep rumah hijau ini pada setiap gedung, perkantoran ataupun perumahan, semakin banyak pepohonan dan aliran udara jendela yang benar akan memberikan kenyamanan akan aliran udara yang baik sehingga kebutuhan energi untuk AC dan kipas bisa ditekan. Penerangan dari lampu listrik bisa ditekan bila desain gedung atau perumahan memakai konsep ‘Penyinaran hijau’ yakni cahaya matahari mampu memberi penerangan yang sangat baik pada siang hari sehingga pemakaian listrik untuk kebutuhan ini tidak diperlukan lagi (pemakaian lampu penerangan pada siang hari). Sebenarnya ada hal yang paling sulit dan berat untuk diterapkan kepada masyarakat Indonesia, namun kita harus melakukannya, yakni kebiasaan hidup hemat. Hal ini kita bisa mulai dari diri sendiri mulai dari hal yang kecil seperti mematikan lampu sehabis memakai, bila tidur mematikan lampu dan juga mengurangi pekerjaan pada malam hari bila bisa dilakukan pada siang hari seperti membaca, menulis, dan lain-lain.
Menggunakan energi bertahap, maksudnya adalah kita harus mengurangi penggu¬naan energi fosil secara bertahap. Presiden menargetkan penggunaan minyak bumi berkurang 20% pada ta¬hun tahun 2025 yang akan datang, pemerintah menyusun pro¬gram pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN). Kepala Ne¬gara juga mengingatkan bahwa ca¬dangan minyak bumi Indonesia diper¬kirakan akan habis dalam waktu 23 tahun lagi. Sementara gas alam akan habis dalam waktu 60 tahun selain itu de¬posit batu bara akan habis dalam waktu 150 tahun mendatang. Selama ini In¬donesia bergantung pada bahan bakar yang berasal dari minyak bumi sebesar 52%, gas bumi 28 %, batubara 15%, energi air 3%, dan energi panas bumi 1% lebih. Saat ini pengembangan bahan ba¬kar nabati, antara lain memanfaatkan kelapa sawit, jarak, ubi kayu, tebu serta kelapa. Tentunya dengan adanya pengembangan ba¬han bakar nabati (BBN) ini dapat diimplementasikan dalam bentuk berbagai program, mulai dari penyediaan bibit, aplikasi industri pengolahan, sosialisasi dan, pengem¬bangan partisipasi masyarakat. Selain itu juga pengembangan regulasi yang diperlukan, seperti penyediaan lahan, ketentuan spesifikasi produk, dan fasilitasi dunia usaha, sehingga dapat terwujudkan penggunaan energi yang bertahap.
Pengembangan energi baru (diversifikasi energi), semua sumber energi yang termasuk dalam energi baru dan terbarukan antara lain energi panas bumi, energi air, energi surya, energi angin, energi biomassa/biogas, energi samudra, fuel cell ,energi nuklir, dan energi hidrogen. Berikut ini sekilas penjelasan tentang energi tersebut. Energi panas bumi : seperti kita ketahui sebagai daerah vulkanik, wilayah Indonesia sebagian besar kaya akan sumber energi panas bumi. Jalur gunung berapi membentang di Indonesia dari ujung Pulau Sumatera sepanjang Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB menuju Kepulauan Banda, Halmahera, dan Pulau Sulawesi. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di sepanjang jalur itu, terdapat 217 daerah prospek panas bumi. Potensi energi panas bumi total adalah 19.658 MW dengan rincian di Pulau Jawa 8.100 MW, Pulau Sumatera 4.885 MW, dan sisanya tersebar di Pulau Sulawesi dan kepulauan lainnya. Biasanya data energi panas bumi dapat dikelompokkan ke dalam data energi cadangan dan energi sumber. Energi air : Negara Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air. Itu disebabkan kondisi topografi Indonesia bergunung dan berbukit serta dialiri oleh banyak sungai dan daerah daerah tertentu mempunyai danau atau waduk yang cukup potensial sebagai sumber energi air. Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) adalah salah satu teknologi yang sudah terbukti tidak merusak lingkungan, dalam menunjang diversifikasi energi dengan memanfaatkan energi terbarukan, menunjang program pengurangan pemanfaatan BBM, dan sebagian besar memakai kandungan lokal. Besar potensi energi air di Indonesia adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776 MW ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian besar berada di Pulau Jawa. Energi biomassa: biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat potensial di Indonesia, yang dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi hutan tropika. Biomassa bisa diubah menjadi listrik atau panas dengan proses teknologi yang sudah mapan. Selain biomassa seperti kayu, dari kegiatan industri pengolahan hutan, pertanian dan perkebunan, limbah biomassa yang sangat besar jumlahnya pada saat ini juga belum dimanfaatkan dengan baik. Munisipal solid waste (MSW) di kota-kota besar merupakan limbah kota yang utamanya adalah berupa biomassa, menjadi masalah yang serius karena mengganggu lingkungan adalah potensi energi yang bisa dimanfaatkan dengan baik. Limbah biomassa padat dari sektor kehutanan, pertanian, dan perkebunan adalah limbah pertama yang paling berpotensi dibandingkan misalnya limbah limbah padi, jagung, ubi kayu, kelapa, kelapa sawit dan tebu. Besarnya potensi limbah biomassa padat di seluruh Indonesia adalah 49.807,43 MW. Selain limbah biomassa padat, energi biogas bisa dihasilkan dari limbah kotoran hewan, misalnya kotoran sapi, kerbau, kuda, dan babi juga dijumpai di seluruh provinsi Indonesia dengan kuantitas yang berbeda-beda. Energi samudra: Prinsip energi panas laut yaitu dengan menggunakan beda temperatur antara temperatur di permukaan laut dan temperatur di dasar laut, energi pasang surut dengan menggunakan prinsip beda ketinggian antara laut pasang terbesar dan laut surut terkecil, sedangkan energi gelombang adalah dengan menggunakan prinsip besar ketinggian gelombang dan panjang gelombang. Dengan prinsip-prinsip di atas, maka dengan menggunakan turbin akan dihasilkan energi listrik. Potensi energi panas laut di Indonesia bisa menghasilkan daya sekitar 240.000 MW. Sel bahan bakar (fuel cell) : Bahan baku utama sebagai sumber energi sel bahan bakar adalah gas hidrogen. Gas hidrogen dapat langsung digunakan dalam pembangkitan energi listrik dan mempunyai kerapatan energi yang tinggi. Beberapa alternatif bahan baku seperti methane, air laut, air tawar, dan unsur-unsur yang mengandung hidrogen dapat pula digunakan namun diperlukan sistem pemurnian sehingga menambah jumlah cost system pembangkitnya. Biaya investasi belum bisa diketahui karena masih banyak penelitian yang sangat bervariasi yang belum bisa dipakai sebagai patokan. Energi nuklir : Energi nuklir adalah energi baru yang perlu dipertimbangkan karena energi ini bisa menghasilkan energi yang dalam order yang besar sampai ribuan megawatt, tetapi harus memerhatikan beberapa aspek. Aspek itu antara lain aspek keselamatan, sosial, ekonomi, teknis, sumber daya manusia, dan teknologi. Sebetulnya sejak tahun 1972 proyek studi energi nuklir sudah dipikirkan oleh badan pemerintah yang berkompeten di bidang ini, yaitu Batan. Hanya saja masih banyak kendalanya untuk diimplementasikan. pembangkitan energi dengan tenaga nuklir pun dapat menjadi salah satu solusi untuk mengembangkan energi yang berkelanjutan (dengan berbagai kriteria yang harus dipenuhi PLTN agar tergolong pembangunan berkelanjutan), yaitu sebagai berikut: tempat pembuangan sampah radioaktif yang aman, tingkat keamanan dan kesalamatan yang tinggi, siklus bahan bakar yang tertutup, dapat bersaing secara finansial dengan sumber energi lain, penggunaan sumber daya alam yang optimal, produksi yang seminimal mungkin sampah radioaktif kuat dan berumur panjang, perlindungan terhadap pekerja, penduduk dan lingkungan terhadap bahaya radioaktif, pemrosesan bahan bakar yang menjadikannya sulit diproses lebih lanjut menjadi senjata mematikan. Energi Hidrogen : Salah satu bentuk energi terbarukan yang dewasa ini menjadi perhatian besar pada banyak negara, terutama di negara maju adalah hidrogen. Hidrogen diproyeksikan oleh banyak negara akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih ramah lingkungan dan lebih efisien. Suplai energi yang dihasilkan sangat bersih, karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi selama berlangsungnya proses. Daya hidrogen terutama dalan bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cells), menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan tidak polusi, sehingga menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan energi terkemuka di dunia, industri otomotif, dan lain-lain.
Selain hal diatas, peningkatkan efisiensi pada pembangkitan energi, terutama energi listrik sangatlah perlu sekali dilakukan. Contohnya pada kasus pembangkit listrik konvensional tenaga uap, kerusakan pada desain dan operasi boiler dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar pembangkit tersebut sebesar 30%, sehingga efisiensi menjadi menurun. Peningkatan efisiensi dapat dilakukan dengan cara merealisasikan pembangkit sesempurna mungkin. Sesuai desain yang baik, perawatan yang dilakukan secara berkala, operasi pada kapasitas nominal, penggunaan bahan bakar yang sesuai dengan desain, peningkatan proporsi combined-cycle plants (CCP) atau PLTGU, dan juga penggunaan teknologi tinggi untuk peningkatan efisiensi (regenerator, reheater, dan lainnya). Sebenarnya PLTGU menjanjikan teknologi baru. Pembangkit ini disebut dengan CCP-SIGT (Steam Injected Gas Turbine), dimana uap diinjeksikan ke dalam ruang pembakaran, dan tidak lagi menggunakan turbin uap. Proses ini telah dipatenkan sebagai siklus Cheng. Efisiensi siklus ini mencapai 55%, bandingkan dengan efisiensi sistem PLTG konvensional yang sekitar 40%. Peningkatan efisiensi pada pembangkit listrik tenaga uap batu bara juga perlu dilakukan. Rusia dan Serbia, terus mengembangkan teknologi PLTU batu bara. Salah satu metode utama untuk meningkatkan efisiensi termal pada siklus uap adalah dengan meningkatkan tekanan dan temperatur uap masukan. Teknologi yang “ecologically clean” dan lebih maju juga telah banyak diajukan dan direalisasikan. Beberapa contoh teknologi tersebut adalah pembakaran bertahap (staged combustion), gasifikasi batu bara dan digunakan pada PLTGU, fluidised bed combustion, pembakaran pada melted slag, metode khusus pemurnian asap buang, dan lain-lain. Hal ini pun dapat mengurangi segala polusi.
Minyak bumi, batubara dan gas alam adalah bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil untuk energi tidak diragukan lagi menyumbang bagi permasalahan lingkungan hidup, terutama emisi gas (polutan) ke atmosfer. Banyak teknologi yang telah dikembangkan untuk mengurangi emisi CO2. Pada prinsipnya adalah penangkapan CO2 (Dekarbonisasi gas buang, Dekarbonisasi gas bahan baker, Pembakaran oxy-fuel) dan penyimpanan CO2.
Dari ulasan tentang energi diatas, tentunya kita dapat menyimpulkan bahwa melakukan penghematan energi lebih mudah dan murah dibandingkan kita harus membangkitkan energi dalam jumlah yang sama. Mungkin negara Indonesia perlu mencontoh Serbia yang menjalankan National Energy Efficiency Programme (NEEP) yang dijalankan oleh Kementerian Energi Serbia. Aktivitas yang dilakukan adalah melakukan riset dan pengembangan hingga aplikasi mengenai efisiensi energi, pengukuran dan pengawasan penggunaan energi, peningkatan efisiensi energi, dan studi dampak lingkungan. Marilah sudah saatnya kita berpikir bahwa penghematan energi adalah sumber energi utama. Berbagai macam jenis sumber energi terbarukan tersedia di alam ini. Seluruh energi terbarukan yang tersedia tersebut berasal dari energi matahari yang mencapai permukaan bumi kecuali energi panas bumi dan energi pasang-surut laut. Energi terbarukan yang berasal dari energi matahari adalah sinar matahari itu sendiri, angin, perbedaan suhu air laut, dan air. Namun keandalan dan kestabilan ketersediaan sumber energi yang kurang baik, menimbulkan kesulitan untuk memanfaatkannya.
Berdasarkan hal diatas, beberapa langkah ke depan yang dapat dilakukan adalah
Langkah Jangka Pendek (Lima Tahun ke depan) : Mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan yang lebih nyata. Ini bisa dimulai dengan penghematan di kantor-kantor pemerintah, BUMN, dan fasilitas umum. Sering sekali penghematan bisa dilakukan tanpa mengeluarkan biaya. Selain itu, mendorong penggunaan sumber energi terbarukan tidak hanya di daerah terpencil tetapi juga di Jakarta yang potensinya besar. Isu kemandirian energi harus ditekankan dibanding isu penghematan biaya. Jika sebagian besar gedung di Jakarta mengganti kaca jendelanya dengan sel surya, hampir 30% kebutuhan energi listrik di Jakarta berkurang. Membuat sistem insentif yang mendorong munculnya perusahaan-perusahaan yang bersifat green. Penghargaan pemerintah terhadap perusahaan-perusahaan melakukan penghematan energi harus lebih rajin diberikan. Sehingga dapat memotivasi masyarakat untuk melakukannya.
Langkah Jangka Panjang (Sepuluh Tahun Kedepan) : Mendorong penggunaan sumber-sumber energi yang tersedia lokal di setiap daerah. Pastilah setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda. Sumber energi dari luar daerah harus bersifat suplemen, bukan utama. Pada saat ini, subsidi sangat besar karena setiap daerah dipaksa menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak terdapat di daerah tersebut. Selain itu, mendorong perkembangan teknologi tinggi yang dapat mendukung sistem energi berkelanjutan yang lebih kompetitif. Perlu banyak teknologi baru untuk menuju era sustainable energy yang baru dan lebih efisien. Dalam bidang ini, kompetisi, persaingan bebas, atau harga pasar mungkin akan meningkatkan efisiensi energi. Tentunya banyak yang dapat kita lakukan, energi terbarukan yang ramah lingkungan harus kita capai, tapi mungkin tidak dapat kita raih dalam waktu dekat. Hal yang paling mendesak yang dapat kita lakukan tentulah penghematan energi.
Melalui essay saya diatas, saya berharap pembangunan yang berkelanjutan harus mulai disadari sejak saat dini dimulai dari diri kita sendiri. Aspek energi-sosial, energi-lingkungan dan energi-ekonomi merupakan aspek-aspek yang harus diperhatikan untuk melakukan suatu pembangunan berkelanjutan ini. Dari hal diatas terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan bidang energi. Semua itu adalah tanggung jawab kita sebagai masyarakat Indonesia. Marilah kita mulai dari sekarang untuk menjaga energi di bumi demi keberlangsungan hidup generasi penerus kita nanti dan terciptanya kehidupan yang lebih baik lagi. save energy and green environment for the better life :)
 

Template by BloggerCandy.com